Budaya Adat Bengkulu Keunikan Dan Kearifan Lokal, menyimpan berbagai adat istiadat unik yang menjadi identitas masyarakatnya. Salah satu yang paling terkenal adalah Upacara Tabot, sebuah tradisi yang menggabungkan unsur sejarah, religi, dan seni. Upacara ini diadakan setiap tahun untuk memperingati peristiwa tragis yang menimpa cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali, di Karbala. Prosesi Tabot tidak hanya menjadi sarana penghormatan, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Selain Tabot, Bengkulu juga memiliki tarian tradisional yang memukau, seperti Tari Andun dan Tari Ganau. Tari Andun biasanya dibawakan dalam acara pernikahan atau penyambutan tamu, dengan gerakan gemulai dan iringan musik kolintang. Sementara itu, Tari Ganau lebih bersifat ritual, sering dipentaskan dalam upacara adat sebagai bentuk syukur kepada alam. Kedua tarian ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat Bengkulu yang menghargai seni dan kebersamaan.
Kearifan lokal Bengkulu juga terlihat dari sistem kekerabatan dan nilai gotong royong yang masih kuat. Masyarakatnya sangat menghormati hubungan kekeluargaan, baik dalam lingkup keluarga inti maupun masyarakat luas. Tradisi “Makan Ketan“, misalnya, adalah acara silaturahmi di mana warga berkumpul untuk menikmati ketan bersama sebagai simbol persatuan. Nilai-nilai seperti tolong-menolong dan musyawarah masih sangat dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Seni ukir dan tenun tradisional Bengkulu juga menjadi bukti keunikan budayanya. Tenun Besurek, misalnya, adalah kain khas yang dihiasi kaligrafi Arab dan motif floral. Kain ini tidak hanya bernilai estetika tinggi, tetapi juga mengandung makna religius dan filosofis. Sementara itu, ukiran kayu khas Bengkulu sering digunakan dalam pembuatan rumah adat dan peralatan tradisional, menunjukkan keterampilan turun-temurun yang masih dilestarikan.
Bahasa dan sastra daerah juga menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Bengkulu. Bahasa Bengkulu atau “Baso Bengkulu” memiliki dialek khas yang berbeda dengan bahasa Melayu umumnya. Selain itu, sastra lisan seperti pantun, syair, dan cerita rakyat masih sering dibawakan dalam berbagai acara adat. Cerita-cerita seperti “Putri Gading Cempaka” dan “Legenda Lembah Ancak” tidak hanya menghibur, tetapi juga sarat dengan pesan moral dan nilai-nilai luhur.
Terakhir, kuliner tradisional Bengkulu juga mencerminkan kekayaan budayanya. Makanan seperti Pendap (ikan yang dibungkus daun talas dan dimasak dengan santan) atau Lempuk Durian (olahan durian fermentasi) menjadi bukti kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam. Kuliner ini tidak hanya lezat, tetapi juga mengandung filosofi hidup, seperti kesederhanaan dan pemanfaatan bahan lokal. Dengan segala keunikannya, budaya adat Bengkulu tetap menjadi warisan berharga yang patut dilestarikan
