Kapal Wisata Karam di Bengkulu 107 Orang di Atas Kapal Diduga Melebihi Kapasitas
Kapal Wisata Karam di Bengkulu 107 Orang di Atas Kapal Diduga Melebihi Kapasitas. Kapal tersebut diduga membawa 107 penumpang, jauh melebihi kapasitas yang seharusnya. Kejadian ini memicu pertanyaan serius mengenai pengawasan dan penegakan aturan keselamatan transportasi laut di Indonesia. Pihak berwenang kini tengah menyelidiki penyebab pasti kecelakaan, termasuk kemungkinan adanya pelanggaran operasional.
Menurut laporan awal, kapal tersebut seharusnya hanya mengangkut maksimal 40 penumpang. Namun, fakta di lapangan menunjukkan jumlah penumpang hampir tiga kali lipat dari ketentuan. Overkapasitas ini diduga menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kapal tidak stabil hingga akhirnya karam. Banyak korban yang selamat mengaku kesulitan menemukan pelampung karena kepadatan di dalam kapal.
Masyarakat setempat dan keluarga korban menuntut pertanggungjawaban dari pihak operator kapal dan otoritas terkait. Mereka mempertanyakan bagaimana kapal bisa beroperasi dengan jumlah penumpang yang melebihi kapasitas tanpa ada tindakan pencegahan. Insiden ini juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap kapal-kapal wisata, terutama di daerah yang menjadi destinasi pariwisata populer.
Pencarian dan evakuasi korban masih terus dilakukan oleh tim gabungan Basarnas, TNI AL, dan relawan. Hingga saat ini, puluhan orang dinyatakan selamat, tetapi beberapa masih dinyatakan hilang. Cuaca buruk dan gelombang tinggi sempat menghambat proses evakuasi, menambah kesulitan tim penyelamat dalam menjalankan tugasnya.
Pemerintah setempat telah berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap operasional kapal wisata di Bengkulu. Langkah-langkah pencegahan, seperti pemeriksaan rutin kapasitas kapal dan sertifikasi awak kapal, akan diperketat. Selain itu, sosialisasi mengenai keselamatan laut juga akan digencarkan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Tragedi ini menjadi pengingat betapa pentingnya mematuhi aturan keselamatan dalam transportasi laut. Overkapasitas bukan hanya pelanggaran administratif, tetapi juga membahayakan nyawa banyak orang. Diharapkan, insiden ini dapat menjadi momentum perbaikan sistem pengawasan dan penegakan hukum di sektor transportasi laut Indonesia, agar keselamatan penumpang selalu menjadi prioritas utama
